The Bawean Island

Komunitas Orang Boyan

Bawean, pulau seribu masalah

saya pulang ke Bawean sekali setahun. Biasanya liburan panjang Bulan Ramadhan. Setiap kali pulang, setiap kali itu pula saya menemui permasalah baru di Bawean.

Pada tahun lalu, ketika saya mau berangkat dari Gresik ke Bawean, saya sudah mendapatkan masalah, yaitu pengelolaan kapal yang amburadul. Saya pun hampir tidak bisa pulang, walaupun saya sudah mendapatkan ticket. Alasan pihak kapal, kapal sudah sudah tidak memungkinkan karena overload. saya pun, bersama beberapa penumpang lain yang dirugikan, akhirnya memprotes. Protesnya adalah agar pihak kapal mengganti kerugian kami yang tidak jadi berangkat. akhirnya pihak kapal mengabulkan permintaan kami, dengan diberi fasilitas penginapan dan akan diberangkan esoknya.

Persoalan ini bagi saya harus cukup saat itu saja. Saya, seperti orang bawean yang lain, tidak ingin melihat persoalan perkapalan seperti itu lagi. Jangan sampai ini terjadi kepada saudara-saudara bawean yang lain. Cukup itu terjadi pada saya dan teman-teman.

Namun nampaknay persolan kapal berlajut sampai sekarang. Kabar terakhir, harga kapal sudah sangat mahal, sudah mencapai 200-300 rb. Saya nggak tahu pasti kebenarannya. tapi kalo itu benar adanya, Ini tentu memukul orang bawean semua. jangankan dengan harga sekarang yang mencekik itu, harga yang dulu aja sudah begitu memberatkan. Kalo dibandingkan dengan harga kapal lain di seluruh Indonesia, harga kapal ke Bawean yang 100 rb saja sudah paling mahal se Indonesia. Bandingkan, seumpamany, dengan harga kapal ke Pulau Kangean yang jaraknya yang hampir sama yang hanya sebesar tidak lebih dari rp.50.000.

Tentu ini adalah penindasa bagi warga bawean. Kalo perkapalan yang menuju Bawean di kuasai oleh orang Bawean. Tentu saja ini istilahnya jeruk makan jeruk. Orang Bawean makan orang bawean sendiri. sungguh menyedihkan.

Itu baru persolan kapal. Belum lagi persoalan-persoalan yang lain yang masih banyak di bawean. entah kalo seperti ini, akan jadi apa bawean nanti.

Juli 13, 2008 Posted by | Uncategorized | , , , , | 19 Komentar

Bagaimana Idealnya Bawean ke Depan?

bwn3.jpgTidak akan ada yang bisa menerka secara pasti bagaimana perkembangan Bawean ke depan? Namun setiap orang mempunyai catatan sendiri bagimana seharusnya Bawean. Pandangan setiap orang itu tentu saja sifatnya subjektif, termasuk pandangan dari seorang anggota DPR sekalipun.

Setiap usaha untuk membangun tidak seharusnya dimulai dari sesuatu yang subjektif. Termasuk dalam membangun Bawean. Karena sesuatu yang subjektif itu akan menafikan segala sesuatu yang objyektif yang berkembang di masyarakat. Dengan kata lain, perkembangan yang “sak karepi udele” orang atas itu akan jauh dari aspirasi masyarakat bawah. Baca lebih lanjut

Februari 22, 2008 Posted by | Uncategorized | 17 Komentar

Efek Pilkades Langsung Bawean

bwn4.jpgDampak negatif Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Langsung terjadi di beberapa desa di pulau Bawean. Salah satunya adalah terjadinya friksi-friksi di kalangan tokoh masyarakat.

Salah satu sebab dari perpecahan ini dikarenakan, salah satunya, belum adanya kedewasaan dan kesadaran politik yang mapan di kalangan tokoh masyarakat, sehingga mereka mudah terpecah belah dan saling bermusuhan.

Kalau ini tidak segera ditanggapi dengan serius, ini bisa menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat mendatang. Bisa jadi, konflik yang sekarang terjadi di beberapa desa akan mengarah pada kekerasan. Baca lebih lanjut

Januari 6, 2008 Posted by | pemerintahan, Uncategorized | | 12 Komentar

Mari Membangun Bawean Bersama-Sama!!!

alun2.jpgSemua orang pasti mencintai tanah kelahirannya. Begitu juga dengan masyarakat Bawean. Meskipun mereka telah merantau kemana-mana termasuk keluar negeri seperti Malaysia dan Singapura dan lain-lain, namun mereka tetap peduli dan rindu terhadap pulau Bawean.

Rasa cinta terhadap Bawean terlihat dari mereka yang tinggal di luar pulau Bawean. Rasa kekeluargaan masyarakat Bawean sangat besar. Mereka yang tingga di luar pulau Bawean memiliki ikatan emosional yang sangat kuat satu sama lain. Tidak jarang mereka membentuk sebuah komunitas atau perkumpulan yang didasari rasa primordialime kabaweanan. Dari perkumpulan itu, seringkali membuahkan uneg-uneg atau ide-ide cerdas untuk membangun Bawean dari luar. Baca lebih lanjut

Januari 6, 2008 Posted by | Membangun, Uncategorized | 30 Komentar