The Bawean Island

Komunitas Orang Boyan

Bagaimana Idealnya Bawean ke Depan?

bwn3.jpgTidak akan ada yang bisa menerka secara pasti bagaimana perkembangan Bawean ke depan? Namun setiap orang mempunyai catatan sendiri bagimana seharusnya Bawean. Pandangan setiap orang itu tentu saja sifatnya subjektif, termasuk pandangan dari seorang anggota DPR sekalipun.

Setiap usaha untuk membangun tidak seharusnya dimulai dari sesuatu yang subjektif. Termasuk dalam membangun Bawean. Karena sesuatu yang subjektif itu akan menafikan segala sesuatu yang objyektif yang berkembang di masyarakat. Dengan kata lain, perkembangan yang “sak karepi udele” orang atas itu akan jauh dari aspirasi masyarakat bawah.

Lalu siapa yang seharusnya ditanya apabila kita akan membangun bawean? Tentu saja masyarakat bawah yang tinggal di Bawean karena merekalah yang akan merasakan “manis getirnya sebuah pembangunan Bawean”.

Jika mereka tidak dilibatkan dalam pembangunan Bawean, mereka bisa dipatikan akan menjadi korban-korban dari sebuah pembangunan. Apalagi SDM masyarakat belum sepenuhnya terberdayakan.

oleh karena itu, minimal ada dua hal yang harus diperhatikan sebelum kita lebih jauh membangun Bawean. pertama, memberdayakan masyarakat bawean sehingga mereka bisa memhami dan berpartisipasi dalam sebuah pembangunan. Kedua, kita mendiskusikan bagaimana Bawean masa depan dan kita mengkomunikasikan dengan kemaun masyarakat Bawah.

Cita-cita akan kemajuan harus menjadi bayangan stiap orang Bawean namun bayangan tersbut sangatlan ragam. Namun, menurut saya, bagaimanapun cita-cita tersebut, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan dan disepakati agar pembangunan ke depan tidak mengarah kepada pembangunan yang negatif.

Menurut saya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. pertama, pembangunan, apapun itu, jangan sampai mempunyai efek lingkungan yang besar. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa pulau Bawean ukurannya sangat kecil dan itu sangat riskan jika seumpamanya di Bawean dibangun industri-industri Besar.

Kedua, pembangunan di Bawean harus ramah lingkungan. Dalam artian, pembangunan Bawean jangan sampai mebuat hutan menjadi gundul.

Ketiga, kita dari sekarang memulai membudayakan menanam pohon, terutama di daerah pegunungan dan tepi pantai. “Bawean Hijau Gitu lho….”

Kalo bayangan Anda, bagaimana seharusnya Bawean ke depan?

Februari 22, 2008 - Posted by | Uncategorized

17 Komentar »

  1. ok, membangun Bawean yang sungguh-sungguh.

    Pro Wahidus Waman
    semangat. terimakasih!

    Komentar oleh wahidus zaman | Maret 13, 2008

  2. Yth. Bpk
    Saya perhatian terhadap pulau Bawean. Ketertarikan saya yang uatama adalah posisi geografis Pulau Bawean. Kedua, semangat masyarakat Bawean untuk kerja di laur negeri. Ketiga, air tawar Bawean.
    Ada alasan lain yang tangan ini susah mengetikan tombol-tombol huruf di keyboard.
    Saya pribadi berharap, Pulau Bawean akan maju dengan kegiatan yang memanfaatkan peluang posisi geografisnya. Kalau boleh hatiku ini aku ajak, semoga ini bisa terealisasi.
    Amin. Salam.

    Pro Bagio
    semoga niat baikmu menjadi aksi nyata. amin

    Komentar oleh Bagio | Maret 30, 2008

  3. yup…! harus melibatkan mereka karena merekalah yang akhirnya merasakan dampaknya

    Komentar oleh ahmad zaini | Mei 28, 2008

  4. Se penting etos kerja oreng bhebhien harus tetap tinggi dan berdedikasi sesuai bidangnya masing”. Kesadaran akan lingkungan juga harus ditingkatkan, mis : jangan buang sampah sembarangan, menjaga pantainya yg putih jgn sampai abrasi (apalagi buang sampah ke laut dan menumpuk e kekesekan), jgn menebangi pohon jati sembarangan. lestarikan seni dan budaya dengan menggiatkan lagi komunitas” seni untuk bersaing di tingkat nasional maupun internasional. putra-putri bawean yang sudah pinter” jgn melupakan bawean, implementasikan ilmunya utk kemajuan pulau tercinta kita. masyarakatnya harus terbuka menerima globalisasi jgn malah menghindar (karena bisa” tergilas modernitas). silahkan kunjungi blogku jg di esont.wordpress.com. kita bisa tukar” informasi tenang bawean.

    Komentar oleh esont | Juni 20, 2008

  5. kayaknya mimpi kalee…
    kalo untuk saat ini mo ngebangun satu dataran kecil yang banyak di sebut dengan satu kata yang katanya sedikit bersahabat ‘BOYAN’.
    satu tipikal penghuni dataran yang bernama boyan yang penghuni datarannya sendiri tak menyadari….
    terkesan ‘ANGKUH’, terkesan ‘SOMBONG’. terkesan ‘SOK’…
    saat budaya, tata cara, adat, kebiasaan, atau norma [atau apapun namanya] disandingkan dengan budaya, tata cara, adat, kebiasaan, atau norma dibuat sejajar dengan daratan tetangga sekitar boyan itu….

    Komentar oleh lim | Juli 24, 2008

  6. bawean sih tergantung dari generasi mudanya. kebanyakan kalo udah berhasil jarang mau pulang. kualitas pendidikan harus ditingkatkan,tenaga edukatif yang berkompeten,dll…
    aku tunggu di jember aza deh

    Komentar oleh leli | Agustus 14, 2008

  7. banyak hal yang kita sadari betul bahwa masyrakat Bawean adalah masyrakat yang memiliki akar sejarah yang kuat berdealektika dengan ragam budaya & tradisi luar. Tapi pada saat yang sama kita semakin memiliki fakta pembanding bahwa dengan memiliki tradisi yang sama dengan suku minangkabau (sumbar), sama-sama memiliki tradisi merantau, tapi memiliki efek sosial yang berbeda. masyarakat Bawean adalah masyarakat komunal yang gampang cair & mengalir dalam ragam urat tradisi masyarakat setempat atau gampangannya mudah beradaptasi baik dengan masyarakat melayu, jawa, sumatera, dll.. Anehnya Komunalitas itu tidak serta-merta mudah menggumpal menjadi awan yang menghasilkan “hujan” sosial bagi masyarakatnya sendiri, kecuali hujan-hujan atau bahkan gerimis lokal. Maka, dimanapun orang Bawean berada –sejauh yang saya amati– belum pernah ada kongsi besar “membangun bawean” atas dasar primordial etnis Bawean, baik ekonomi, politik, atau apapun. Kecuali hanya “gerimis” itupun sifatnya lokal desa atau dusun.
    Tapi mungkin itulah watak dasar, saya tidak tahu persis. Barangkali jika demikian, model membangun dengan watak dasar ini, hanya dipahami dengan cara membangun secara subyektif . Menurut saya, subyektifitas itu adalah hukum alam dan manusiawi. Sebab pada dasarnya obyektivitas itu adalah kumpulan dari sejumlah subyektivitas.

    Komentar oleh Endink Ra'uf | Agustus 25, 2008

  8. mebangun sebuah masyarakat, tentu tidak sembarangan. kita membutuhkan macam paradigma/sudut pandang sebagai jalan untuk mengambil kerangka teori. tanpa adanya teori ini dalam perubahan yang kita gagas, akan hanya terjebak pada perubahan yang serampangan dan sporadis. nah, di sini perlunya sebuah teori.
    di masa orde baru, kita mengenal dengan indeologi pembangunanisme. dengan teori ini pemerintah pada saat itu melakukan perubahan dengan menggalakkan pembangunan. bahwa pembangunan adalah wujud dari kemajuan masyarakat, walaupun masyarakatnya sebenarnya tercederai dalam arti yang luar.
    namun yang harus kita catat, ideologi pembangunanisme orde telah menjadikan masyarakat sebagai objek pembangunan. ideologi seperti ini menjadikan masyarakat sebagai orang yang bodoh, tidak mengerti apa-apa, oleh karenanya mereka harus dibangun berdasarkan keinginan pemerintah yang katanya lebih pandai, cerdas dan mengerti mana yang baik bagi masyarakat.
    paradigma seperti itu sudah kuno dan ketinggalan. mengatakan bahwa masyarakat bodoh dan tidak mengerti apa-apa tidaklah benar dan salah besar. mereka lebih mengerti tentang diri mereka sendiri, apa yang baik bagi mereka dan tentang bagaimana lingkungannya.
    inilah yang saya maksud dengan subjektif. semuanya hanya ditentukan. mayarakat tidak menjadi pelaku bagi perubahan. dengan seperti itu masyarakat akan terasing dengan pembangunan-pembangunan yang ada disekitarnya.
    oleh karena, menurut saya, bagaimana setiap perubahan/pembangunan dimuali dengan peleburan dan pelibatan diri di dalam masyarakat, sehingga akan tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat. dengan demikian saya tidak menolak subjektifitas. tetapi bagaimana pembangunan itu tidak dengan asumsi-asumsi subjektifitas, tetapi dimulai dengan fenomena objektif yang ada di masyarakat. artinya, bagaimana kumpulan-kumpulan subjektifitas (objektifitas) di masrakat itulah lebih didahulukan dari pada yang ada di pemerintah/LSM dan semua agen-agen perubahan.

    Komentar oleh baweanisland | Agustus 27, 2008

  9. saya orang sby pernah berkunjung ke bawean.tmptx begitu indah tapi sayang jalan banyk yang rusak.saya sngat berharap jln yg ad di sna diperbaiki.dan satu lg peneranganx kurang memenuhi kebutuhan masyarakat disana sebab ada pemadaman bergilir.saya harap dari pihak yang terlibat ada tanggapan dan respek mengenai hal ini.saya yakin kemudian hari pulau bawean akan samakin maju

    Komentar oleh ane | Agustus 6, 2009

  10. Terimakasih atas perhatiannya terhadap pulau bawean. Saya sangat setuju dengan Anda. Apa yang Anda rasakan telah menjadi kegelisaan kami, dan tentunya juga masyarakat bawean pada umumnya.

    bahkan mengenai penerangan, kami, teman pemuda bawean beserta masyarakat, telah melakukan aksi. namun tidak membuahkanhasil yg berarti. justru pihak PLN membodohi masyarakat, dengan mangatakan bahwa padamnya PLN disebabkan kelelawar. pemadaman bergilir juga dikarenakan banyaknya curah, pencurian aliran listrik, yang itu jelas-jelas diketahui oleh pihak PLN.

    Komentar oleh bawean | Agustus 6, 2009

  11. ketika saya tulis komentar ini saat menjelang pemilihan bupati gresik. selayaknya calon bupati gresik yang pantas dipilih adalah orang yang punya kepedulian terhadap memajukan bawean. Target pertama adalah melancarkan hubungan laut Gresik – Bawean dan harga tiketnya harus bisa lebih murah dari sekarang dan kapalnya lebih cepat. Menurut saya sepantasnya harga tiket sekali jalan Rp 50 rb. Target kedua adalah memuluskan jalan-jalan di seantero bawean. target ketiga menjadikan bawean sebagai tujuan wisata. Saran saya kepada orang bawean, jangan pilih calon yang tidak berkunjung ke bawean ketika kampanye.Dan yang terakhir, lancarkan distribusi bbm dan gas lpg di bawean.

    Komentar oleh jay | Januari 7, 2010

  12. bawean terlalu indah dipandang dari kejauhan waktu kapal akan sampai di dermaga.pulau indah nan mempesona sayang kalau seandaianya putra-putra bawean tidak dapat mengelola segala potensi yang ada dipulau trsebut.

    Komentar oleh surasi | Februari 27, 2010

  13. semoga sukses dalam segala hal

    Komentar oleh mia | April 7, 2010

  14. q merasah sedih dan banggah dengan bawean q , q d besar kan d sana biar q sekarang meran tau enta k mana

    Komentar oleh 07 05 2010 | Mei 7, 2010

  15. q merasa bangga dan sedih dnanga bawean q yg ku cinta ,q adalah segelintar ummat yg pernah lahir dari rahim ibu q d pulau yg asri nan indah

    Komentar oleh ocok ok | Mei 7, 2010

  16. meski saya bukan orang bawean asli dan hanya kebetulan suami saya orang bawean asli, tapi saya sangat apresiasi terhadap perkembangan Bawean. Bawean kedepan masih memungkinkan untuk menjadi daerah yang otonom dan mandiri asalkan ada kemauan dari masyarakat Bawean utk berubah. tidak selamanya bergabung dengan kabupaten Gresik adal pilihan rasional melihat keterbatasan jarak dan rentang kendali yang sangat jauh. tidak mungkin daerah2 dengan rentang kendali yang sangat jauh akan maju..
    oleh karena itu, SDM masyarakat Bawean benar2 perlu dipersiapkan terutama masalah pendidikan. Pendidikan tak hanya sampai SMA tapi bagaimana mengusahakan pembangunan manusia Bawean smp ke level universitas sbg agent of change (agen perubahan).
    mampukan SDM Bawean melakukannya?
    potensi Pulau Bawean utk jadi Kabupaten sendiri sebetulnya masih bisa digali sepanjang ada kemauan kuat dari masyarakat Bawean utk berubah. Bagaimanapun masyarakat Bawean yang harus melakukan perubahan. Change from bottom!!!
    Yes u Can!!!!
    Okta
    FISIP Unsoed Purwokerto
    Jawa Tengah

    Komentar oleh Oktafiani CP | Juli 27, 2010

  17. Sedih rasanya jika mendengar bawean terabaikan,
    ingin sekali aku ikut berjuang demi baweanku tercinta..

    Komentar oleh mm | Oktober 14, 2010


Tinggalkan komentar