Sengaja aku buat Blog ini sebagai ajang silaturrahmi bagi orang-orang Bawean khususnya dan orang Indonesia umumnya yang tentunya mempunyai perhatian bagi perkembangan Bawean ke depan. Aku bangga jika lebih banyak orang berdiskusi di sini. Saran dan masukan dari Anda sekalian saya tunggu.
Copy code below, insert into your blog
Copy code below, insert into your blog
terimakasih dan mari semarakkan uhuwah dan rasa ingin membangun bersama, uhuwah yg utama yg asaskan pada agama hususnya, maaf mohd.rawi syuaib
Pro Rawi
ya, kita junjung semangat uhuah karena itu perintah agama. teriakasih.
Komentar oleh rawi | Februari 6, 2008
for all:
dari sisi jalan lingkar
jika anda pernah ke boyan, coba perhatikan jalan lingkar dari sebelah barat dermaga. ada kehancuran yang luar biasa di sana.
jika anda berkendara, maka anda akan menjadi “kambing hitam”. seolah pengendaralah yang merusak jalan tersebut, bukan? – just seolah! dan jika anda naik motor, maka perut anda yang akan menjadi korban. pantat anda akan menjadi bubur.
jika hujan tiba, maka jalan tersebut bak sungai purba. genangan dan becek. sebuah realitas yang tak patut, tentunya. dan mari kita menyelam bersama mencari jawaban atas realitas itu!
dan jika anda perhatikan lebih jeli, ada kualitas pengaspalan dan saluran yang tidak cukup baik. tentu, yang ini sama-sama kita pahami siapa yang harus bertangungjawab (tak perlu kita perdebatkan lagi)
tapi, ada satu hal yang jauh lebih menarik. adakah anda pernah perhatikan bagaimana dampak yang dihasilkan oleh penambangan batu pualam/marmer di sebelah barat dermaga (kec. Sangkapura)?hmm, bertahun-tahun penambangan ini dibiarkan merusak jalan raya. kemudian warga yang hilir-mudiklah yang selalu menjadi korban. lagi-lagi, publik menjadi korban. rakyatlah yang di rugikan.
memang, kita belum bicara sarana transportasi publik. sejauh ini Boyan sudah cukup lumayan dengan transportasi privatenya (dalam pulau), walau kini dan ke depan kita tetap butuh itu.
ke depan mobilitas warga akan semakin meningkat. dan siapa yang akan menjamin kelancaran transportasi tersebut, Bung! jika jalan yang sesempit itu tetap sebagai sungai purba.
menarik dan strategis kiranya, jika advokasi kawan-kawan salah satunya diarahkan kepada penambangan batu pualam tersebut. realita: batu-batu hasil tambang seringkali dibiarkan berceceran di pinggir-pinggir jalan. yang kemudian semakin menyempitkan jalan “pernafasan” kita.
thanks
adjiez Giegs
boyan’s blood on the sunday morning
Pro Boyan’s blood on the sunday
thank berat ya, saya tunggu tulisan dan informasi selanjutnya
Komentar oleh Boyan's blood on the sunday morning | Februari 10, 2008
Salam persaudaraan dari PBS (Persatuan Bawean Singapura). Kami ingin membuat satu link silatulrahmi dengan masyarakat Bawean di luar singapura. Saya N. Seketris dan juga Ketua Jabatan Belia Bawean Singapura. Kami di singapura masih butuhkan infomasi tentang masyarakat Bawean dan kebudayaan meraka, untuk di infokan kepada masyarakat Bawean di singapura.
Pro H.Arifin H. Salleh
salam persaudaraan juga. ya, kita butuh bangun hubungan silaturrahmi meski hanya sebatas di dunia maya ini. semoga bermenfaat bagi kemajuan bawean.
Komentar oleh H.Arifin H. Salleh | Februari 12, 2008
pro: H.Arifin H. Salleh
semua warga Boyan akan menyambut semua bentuk “silaturahmi”….karena kita paham makna dan nilai yang terkandung di dalamnya.
namun, silatirahmi bukan basa-basi
bukan pula hanya kata-kata saja, bukan?
jadikanlah! semua nyata.
jadikan semua berguna.
jadikanlah! silturahmi bukan kata-basi.
sukses! untuk pak cik.
thank
Komentar oleh Boyan's blood on the sunday morning | Februari 14, 2008
Dermagaku apa kabarmu?
Lalu, dermaga kita mulai dibangun. Diperbesar. Diperkuat. Sungguh ada keseriusan pembangunan di sana. Dan suatu ketika, kapal seperti Kambuna, Pangrango, Bukit Siguntang dan bahkan kapl-kapal Tanker akan mulai merapatkan diri alias bersandar. Sungguuh luar biasa harapan yang akan tercipta ke depan. Mudah-mudahan akan membawa yang terbaik bagi Boyan.
Tapi, apa kabar dengan pembangunan dermaga? Sudahkah ia selesai dan sudahkah pembangunannya sesuai dengan harapan kita?
Kemudian, kalau boleh saya bertanya sebenarnya berapa dana yang dialokasikan untuk pembangunan tersebut? Adakah warga atau kelompok warga yang melakukan TRACKING anggaran pelaksanaan pembangunan tersebut. Jangan-jangan kualitas pembangunan itu tak ubahnya ”pengaspalan” jalan lingkar Boyan?hmm, sunguh ironi jka itu yang kembali terjadi.
Tracking and control masyarakat untuk melihat kualitas pembangunan dermaga sangatlah diperlukan untuk membuktikan bahwa warga di Boyan ada. Tidak hanya itu, sejauhmana keterlibatan warga dalam proses-proses pembangunan tersebut?adakah warga hanya menjadi ”pengamat saja” dan mungkin hanya segelintir ”orang bermodal” saja atau ”berpengaruh” yang berada dalam ruang proses pembangunan tersebut? Ini penting, bagaimana warga dilibatkan dalam proses-proses pengambilan keputusan, bukan?
Ada apa dengan Lingkunganku?
Kemudian, jika boleh ”ber-Masturbation” di sini. Mungkin Anda pernah melihat, bagaimana pasang air laut sudah naik ke permukaan jalan maupun kampung-kampung di sana. Hmm, GLOBAL WARMING. Maksud saya, apakah pembangunan dermaga juga memperhatikan gejala tersebut. Ketinggian air laut yang hampir sama dengan daerah pesisir perlu kita perhatikan. Semakin laut itu disekat semakin pula air laut itu meninggi. Dan semakin terancamlah kehidupan manusia di dekatnya, bukan? Jika pembangunan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya, maka yang terjadi bukanlah kemanfaatan yang berkelanjutan, tapi itu namanya menciptakann ”kuburan yang kedua” bagi ”BANGSA BOYAN”
Tidak hanya itu, jika marturbation saya boleh dilanjutkan: mengambil releas yang dikeluarkan oleh Inter-Governmental panel on Cimate Change (IPCC) yang mempublikasikan hasil pengamatannya di berbagai negara, termasuk Indonesia, bahwa selama tahun 1990-2005 saja, ternyata telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15-0,30 derajat celcius. Dan jika masih terus memanas, diperkirakan pada tahun 2050 bumi akan kekurangan air tawar. Bahkan tahun 2040, diperkirakan 2000 pulau di Indonesia akan tenggelam. Lalu bagaimana dengan pulau Boyan yang hanya 200Km persegi luasnya? Mungkin kasat mata kita juga melihat, bagaimana kenaikan air laut ”nyata” terjadi di pulau kita, bukan?
Saya tidak ingin berasumsi atau bahkan ”menyatakan” bahwa pembangunan dermaga adalah salah satu penyebab kenaikan air laut. Hanya saja ini tetap perlu diperhatikan dengan serius.
Selanjutnya, beberapa minggu lalu saya dapat sms dari kawanku yang di sana. Bahwa ada beberapa desa/kampung di musim hujan ini mulai sering kedatangan tamu tak diundang alias BANJIR. Saya tidak heran dan kaget dengan sms itu. Karena saya tahu hutan kita seperti apa sekarang. ”Apa kabarmu hutanku tercinta? Kenapa pengrusakan kau biarkan merajalela? Tentu, karena engkau tak bisa melawannya. Karena engkau hanya diem dan manusia itulah yang selalu dengan nafsunya merajaimu, buan?” Kerusakan hutan kawan! Ya kerusakan hutan! Hutan kita kawan. Bertahun-tahun hutan kita diranbah dan ”penghuni utamanya” (misalnya, pohon) disingkirkan dari habitatnya. Pohon jati sudah hampir menghilang dari hutan-hutan kita. Kalau pun ada mungkin itu tumbuh liar dan ”jarang sekali” ada penghijauan. Mahoni juga sudah tak nampak batang-daunnya lagi. Lalu nasib apa yang kita inginkan pada hutan kita?ohh….sial betul nasib hutan kita.
Tentu, kasus lingkungan kita masih cukup banyak, seperti reklamasi pantai yang pernah menjadi kasus. Hmm, kita tak ingin saling menuduhkan dengan apa yang pernah terjadi. Tapi bagaimana sekarang kita dapat melakukan preventif dan pembenahan. Bukankah kita berfikir tentang masa depan anak-cucu kita?
Demikian saja, masturbation saya. Tak perlu risau dan tak perlu anda tanggapi. Cukup anda nikmati jika mumpuni dan bergeraklah jika hatimu tergerak. Damai untuk semua, damai untuk Boyan.
Boyan’s blood on the Sunday morning.
Komentar oleh Boyan's blood on the sunday morning | Februari 16, 2008
A I P
Anggaplah ini puisi. . . .
Puisi, yang tercipta lantaran kecewa hati ini
Yang tercipta lantaran air mata tak ada lagi
lantaran ketentraman tak lagi didapati
Pulauku Bawean……
Pulau yang tentram dan aman
Pulau yang kaya akan tumbuhan
Pulau yang slalu menjadi kebanggaan
Yang menyimpan sejuta kenangan. . .
Bawean pulauku….
Pulauku Bawean…….
Kini banjir datang bulanan
Di tengah-tengah kecamatan
Kini longsor juga berkenalan
Di dataran Paromaan
Anggaplah ini puisi
Puisi, yang tercipta lantaran kecewa hati ini
Yang tercipta lantaran air mata tak ada lagi
Lantaran ketentraman tak ada lagi
Lantaran tak tahu harus mengadu pada siapa lagi
Karena tak tahu salah siapakah ini
Tapi setelah melihat ke atas Mayangkara…
Dan menengok di balik Candi…..
Akupun secepatnya berbalik arah
Dan seraya berkata dalam hati…….
Ternyata ini,
Salah
kita
sendiri…………
BY: AHMAD BOURAQ YUDISTIRA
Pro ABY
Puisinya bagus dan menyentuh. thank a lot
Komentar oleh ABY | Maret 16, 2008
saya sangat mendukung majunya pulau bawean kedepan,tapi jangan sampai dengan kemajuan pulau Bawean jangan dijadikan kabupaten. dan mayoriyas ke Islaman dipertahankan dengan banyaknya turis yang datang kepulau Bawean terutama di Desa Tanjung Ori Tanbak yang salah satu tujuan kapal pesiar singga di pantai Labuhan yang termasuk kawasan Desa Tanjungori…saya orang tanjung ori asli lho… dan seorang guru bahasa inggris.
Komentar oleh supaji Alatas S.Pd | Juli 12, 2008
bukan saya tidak mau nantinya Bawean dijadikan Kabupaten oleh mereka – mereka yang hanya berkuar-kuar dikampus,menyuarakan aspirasinya, tapi lihat saja penghasilan aset daerahnya, apa mampu membiayayi bapak toean bakri ? tapi saya sangat setuju jika pulau Bawean dijadikan tujuan pulau Wisata kayak dibali itu ..tu !
Komentar oleh supaji Alatas S.Pd | Juli 12, 2008
terimaksih atas komentarnya. Bagaiamanapun, moga2 yang terbaik terjadi bagi bawean. Bawean ada karena kepedulian orang Bawean. maka berjuang dan pedulilah!
Komentar oleh Amen | Juli 13, 2008
boLeh tanya???? adakah di bawean yang mngambiL ikan hias dari Laut bawean Sndiri,,,,,,,,,????????
Lw ada kaSih Tau ya Lokasinya?!!!!!!!!!!!
pro nailul amany
sory sy nggak tau. ntar kalo pulang aq cari ok! thanks
Komentar oleh nailul amany | September 6, 2008
hai…aku setuju, kita sebagai anak jati p.bawean harus berjuang demi kemajuan p.bawean.. aq jga murid kpd mr.supaji alatas,meskipun aq d mlaysia,tp aku akn ttap bdo’a agar p.bawean jd lebih mju.. berjuang lah kwan aq d tmpat yg jauh ini mendo’akn perjuanganmu.. seandainya ad kesempatan,aq jgak mau berjuang bersama2 dngan kamu.. salam juang dr kwn seperjuanganmu… aan@anam from malaysia..
pro aan@anam
ok thank…..
Komentar oleh aan@anam | September 6, 2008
tolong ceritakan kondisi desa2 di PULAU BAWEAN…………
Komentar oleh ilham | Januari 27, 2009
i’m going back to my hometown..meet my family nd relatives…tidak sabar rasanya mahu ke sana…(perasaan sekarang ne berdebar-debar macam mencari asal-usul keturunan..huhu).mak sejak menjejakkan kaki di Malaysia tak pernah balik kerana ketidakcukupan wang…Alhamdulillah, kehidupan menjadi lebih.Sudah ad a rezeki..Doakan kami selamat sampai…!!!
Komentar oleh meme | Januari 29, 2009
mankx apa sih yg terjadi di bawean akhir2 ini????
aq penasaran bangat coz aq juga orang bawean tp aq jarang pulang.
Komentar oleh puji | Februari 19, 2009
bawean apa kabare.aku sudah rindu
Komentar oleh ary | Oktober 27, 2009
halo teman,apa kabarnya,salam buat teman di tanjung ori.taipeng cs
Komentar oleh ary | Oktober 27, 2009
salam buat semua mantan guruku di smpn 1 tambak,dan adik-adik kelasku teruslah berprestasi
Komentar oleh ary | Oktober 27, 2009
bawean perlu ditingkatkan pembangunnya sebagai objek wisata di jawa timur,sebagai orang pehbean eh rantau memberi saran supaya dapat pemuda pemudi untuk dapat megabdi untuk kemajuan bawean.kata orang disan jangan sampai kacang lupa kulit.
Komentar oleh surasih | Februari 13, 2010
kenapa????
Komentar oleh haryanto | November 18, 2011
kenapa??
Komentar oleh abdul muhammad | November 18, 2011
aku cinta bawean. saya rasa bawean dg SDM dan SDA yang ada sudah layak untuk menjadi kabupaten.
Komentar oleh jamil | November 24, 2011
moga2 gru smpn 1 tambak dberi pnjang umur,,,,,,!!!!!
,,,,,,,AMIN,,,,,,
Komentar oleh MAS.WIN13 | Juni 2, 2012